Monday, June 2, 2008
Bahaya Hand phone
Sumber: www.kompas.co.id
Orangtua harus berpikir dua kali sebelum memenuhi permintaan anaknya
yang masih duduk di sekolah dasar memiliki telepon genggam. Sebab menurut sebuah penelitian, menggunakan telepon genggam sejak dini mempunyai risiko jangka panjang untuk kesehatan mereka.
Para peneliti di National Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan radiasi elektromagnetik dari telepon genggam dapat merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak. Orangtua seharusnya tidak memberikan telepon genggam pada anak-anak yang berusia 8 tahun atau di bawahnya sebagai tindakan pencegahan gangguan radiasi dari alat-alat tersebut.
"Ketika Anda menggunakan telepon genggam, 70-80% energi radiasi yang
dipancarkan dari antena telepon itu diserap oleh kepala. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan potensi dampak negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang di-pancarkan oleh telepon genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada anak-anak ungkap Prof. Henry Lai dan University of Washington, AS, di WEB MD Health.
Prof. Henry mengatakan, efek radiasi pada anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih berkembang sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang selama 30 sampai 40 tahun. Anak-anak yang menggunakan telepon genggam dari usia remaja akan mempunyal periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat dampaknya.
"Kita tidak tahu apakah anak-anak lebih mudah terkena radiasi" katanya, sambil menyarankan agar orang-orang meng-gunakan headset guna menjauhkan antena dan kepala. @ (senior)
Jakarta, Kamis
Sejauh ini berbagai penyebab timbulnya kerusakan DNA manusia telah
diidentifikasi. Antara lain paparan ultra violet, kesalahan enzim mengambil basa, bahan kimia tertentu, radiasi ionisasi, dan yang terbaru: radiasi
telepon genggam!
Temuan teranyar menunjukkan, gelombang radio yang dipancarkan telepon
genggam merusak struktur DNA, namun dengan catatan, hal itu terjadi
dalam kondisi di laboratorium.
Sayangnya, penelitian yang dilakukan selama 4 tahun oleh 12 lembaga riset
dari 7 negara di Eropa itu belum sempurna betul. Para peneliti belum berani
menarik kesimpulan secara tegas bahwa telepon genggam berbahaya bagi
kesehatan. Mereka me-nyatakan dibutuhkan penelitian lanjutan 4 - 5 tahun
lagi untuk memastikan pengaruh radiasi telepon genggam terhadap kerusakan
struktur DNA manusia dan hewan di luar laboratorium.
Sesungguhnya temuan itu bukan hal baru. Awal tahun 1996, penelitian yang
dilakukan di University of Washington, Seattle, menemukan EMR dalam bentuk
energi gelombang mikro rendah (seperti yang dihasilkan ponsel) terbukti
dapat merusak DNA.
Kala itu, penemuan tersebut diragukan sejumlah ahli di bidang industri,
termasuk Ketua EMC Bioeffect Review Committee Group untuk GSM MoU, Dr. John
Causebrook. Direktur Strategic Issues pada perusahaan Motorola juga ikut
menegaskan, belum ada bukti ilmiah tentang EMR sebagai penyebab penyakit.
Sama seperti sebelumnya, kali ini, pihak industri telepon genggam yang
perputaran uangnya mencapai 100 bilyun dolar per tahun juga menolak hasil penelitian tersebut. Mereka mengatakan sama sekali tidak ada bukti
meyakinkan perihal kerusakan DNA akibat radiasi elektromagnetik.
Sekitar 60 juta telepon genggam bakal dipasarkan tahun ini dan tercatat 1,5
bilyun orang di seluruh dunia menggunakan telepon genggam.
Proyek penelitian yang dikoordinir kelompok riset Jerman "Verum", mencoba mempelajari efek radiasi telepon genggam terhadap sel-sel tubuh manusia dan binatang di laboratorium. Setelah terpapar gelombang elektromagnetik
seperti yang di-pancarkan telepon genggam, sel-sel tubuh menunjukkan adanya kerusakan yang cukup signifikan. Mutasi sel-sel ini bahkan bisa menyebabkan
kanker.
Pancaran radiasi yang digunakan dalam penelitian ini berada pada level
0,3-2 Watt/kilogram. Sementara kebanyakan telepon genggam memancarkan
Sinyal radio atau SAR (Specific Absorption Rate) antara 0,5 - 1 Watt/kilogram.
SAR adalah ukuran rata-rata penyerapan energi radio dalam jaringan tubuh manusia. Batas maksimal SAR yang di-rekomendasikan the International Comission of Non-Ionizing Radiation Protection adalah 2 Watt/kilogram.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dampak gelombang elektromagnetik
tegangan tinggi atau ponsel tidak ber-bahaya asal pancarannya kecil.
Tapi seberapa ukuran pancaran kecil itu, tidak cukup jelas diterangkan.
Sama
tak jelasnya untuk mengukur pancaran sekecil apa yang aman dan penggunaan
berapa lama yang tidak aman.
Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan proyek
penelitian Franz Adlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan
menganjurkan penggunaan telepon genggam hanya dalam keadaan darurat
saja. Artinya, kalau di sekitar Anda tersedia telepon biasa sebaiknya Anda
menghindari memakai telepon seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-free
kapan saja memungkinkan.
"Kami tidak ingin membuat Anda panik, tetapi sebaiknya Anda melakukan
tindakan pencegahan," ujar Adlkofer.
Sejumlah penelitian yang dilakuan sebelumnya menunjukkan radiasi telepon
genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan
risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada
jaringan
otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30%, mengakibatkan
meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar
ludah.
Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia merespon
hasil-hasil penelitian tersebut. Boleh saja para ahli mengingatkan
bahayanya
gelombang elektromagnetik, namun hampir selalu ditanggapi produsen dengan
statement, "Aman-aman saja."
Sebaliknya, dalam pernyataan terpisah di Hongkong --dimana orang-orang
menghabiskan lebih banyak waktu berbicara melalui telepon genggam dibanding
negara manapun di dunia-- perusahaan Jerman G-Hanz malah memperkenalkan
telepon genggam model baru yang katanya tidak memancarkan radiasi
berbahaya.
maaf..semrawut....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment