Friday, December 28, 2007

Qurban Desember 2007

KEGIATAN OSIS SMK 1 BATANG DI HARI QURBAN



Hari Raya Idul Adha atau sering dikenal masyarakat sebagai Hari Raya Qurban telah lewat 1 minggu yang lalu. Kali ini Keluarga Besar SMK 1 Batang mengadakan acara penyembelihan hewan qurban pada hari Kamis, 20 Desember 2007 di Desa Cempereng, Kecamatan Kandeman.
Dari iuran siswa sebanyak kurang lebih 740 siswa, tiap anak ditarik Rp. 15.000,-kami bisa belikan seekor sapi sebagai hewan Qurban kali ini.
Kami, Panitia Qurban OSIS dan MPK SMK 1 Batang, bersama pembina yakni; Pak Tri, pak Amir, dan Pak Kia, berangkat ke lokasi dengan menggunakan Pick Up; pada Rabu sore. Meskipun hujan, kita tetap bersemangat untuk menyelenggarakan acara tersebut.
Sore menjelang magrib, kami sampai di lokasi; dan untuk beberaap saat kami melepas lelah di salah satu rumah penduduk.
Malamnya, selepas Isya, kami mengadakan pertemuan denagn IRMUSBA di Masjid Al Ashaar, Cempereng. Pada pertemuan itu, kami membahas persiapan acara penyembelihan,dan pembagian daging Qurban untuk esok harinya. Setelah pertemuan selesai, kami yang laki-laki melanjutkan acara Takbiran sementara yang putri kembali ke rumah warga yang telah kami pilih sebelumnya.
Mentari telah muncul; warga setempat mulai berduyun menuju Masjid untuk sholat berjamaah dan khotbah Id.
Sang Surya telah di atas kepala, saat kami melakukan penyembelihan. Penyembelihan dan pengulitan dilakukan oleh petugas desa setempat; sementara pemotongan, penimbangan dan pembungkusan dilakukan oleh OSIS. Ada sekitar 400 bungkus lebih daging qurban yang bisa kami bagikan kepada warga sekitar; yang berhak untuk menerimanya.




Acara pemotongan dan pengulitan daging Qurban oleh OSIS SMK 1 Batang


Sementara sisa kami bagikan kepada warga SMK sekitar dan Yayasan yang telah mengajukan permintaan daging Qurban.




Seminar Pelatihan Jurnalistik SMK N 1 BATANG

Satu bulan yang lalu, tepatnya hari Minggu, 2 Desember 2007, BISIS yang bekerja sama dengan OSIS, mengadakan Seminar sehari tentang pelatihan jurnalistik. Acara yang mengambil tempat di ruang kelas X AK2, SMK N 1 Batang tersebut, dihadiri oleh sekitar 30 peserta. Pada kesempatan itu, yang menjadi pembicara adalah dari KOMUNITAS PENA, sebuah komunitas sastrawan Kota BATANG.




Suasana Seminar Pelatiahan Jurnalistik SMK N 1 Batang

Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB itu dibuka oleh KEPSEK, Bapak Drs. SUGITO, itu berlangsung hingga menjelang sore. Sessi inti, yang dimulai setelah sambutan dari Pembina BISIS dan Jurnalistik sekolah kita, Bapak Drs. Sudjono, disambut antusias oleh para peserta; yang kebanyakan merupakan Kru BISIS dan OSIS itu sendiri.
Kegiatan sehari ini diharapkan bisa mendorong semangat menulis dan meningkatkan kualitas menulis di kalangan siswa SMK N 1 BATANG.
Dengan adanya seminar jurnalistik yang hanya sehari tersebut, diharapkan kemampuan dan semangat menulis siswa menjadi meningkat.Artinya, menulis bukan lagi hal yang tidak menarik minat siswa; menulis menjadi aktifitas di kalangan siswa yang digemari. Selain itu bagi siswa yang telah memiliki hobi menulis, dengan adanya acara tersebut, kemampuan menulisnya semakin meningkat. Sehingga, siswa tidak asal menulis; tetapi mereka bisa menulis dengan baik. Kelak, tulisan mereka bisa diterima oleh dunia media massa dan jurnalistik; baik nasional maupun internasional.



mo baca lanjut:
Pacaran : antara manfaat dan kerugiannya
UAN Tahun 2008/2009 di BISIS Edisi 20
Hasil UAN Tahun 2008/2009 di BISIS Edisi 21

Thursday, December 27, 2007

Kegiatan Upgrading kesenian

UP GRADING UNDER COVER TEAM


SMK N 1 BATANG



Up Grading? Pernah nggak kamu denagr kata itu; kata yang akrab di kalangan aktifitas kesenian SMK N 1 Batang. Ya, Up Grading merupakan peningkatan kemampuan ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi.
Selepas Ulangan Umum semester I tepatnya hari minggu 23 Desember 2007, tim Ekstrakulikuler kesenian SMK 1 Batang mengadakan Up Grading di Pagilaran untuk semua divisi yang terdiri dari Divisi Teater Vokal, Dance, Music, Tari dan Fashion.
Up Grading dimulai denagn jalan-jalan yang diikuti oleh peserta yang terdiri dari 4 post:


  1. Post Cinta Tanah Air.Di pos inipeserta diharuskan melepas alas kaki dan memakai masker alami dari lumpur

  2. Post Uji Mental; yaitu pos unjuk kebolehan yang ditunjukkan kepada panitia.

  3. Post Uji Bakat, dalam pos ini peserta diharuskan berduet dengan panitia untuk menampilkan suatu kreasi seni

  4. Post Aksi, ini dia pos yang ditunggu-tunggu. Di pos ini peserta diwajibkan mengenakan kostum sesuai karakter yang telah ditentukan, kemudian mendatangi tiap-tiap rumah yang telah ditentukan oleh panitia



UJian ngamen


Setelah melewati pos-pos tersebut, peserta dinyatakan naik tingkat. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dan sarasehan. sayang di sayang, merana bukan kepalang; siang itu hujan disertai kabut. Akhirnya sarasehan ditiadakan. Dan acara selanjutnya adalah Pengukuhan anggota UNDER COVER Team oleh bapak Arziska Retorika, S.Pd; selaku pembina Kesenian SMK N 1 Batang. Rasanya tidak seru kaalu pulang dari Pagilaran tidak membawa oleh-oleh. Maka Panitia mewajibkan peserta membawa benda atau barang apapun yang tidak bernilai jual untuk dibawa ke sekolah sebagai bukti kegiatan.
Acara selanjutnya di akhiri denagn foto bersama seluruh panitia dan peserta Up Grading.
Demikian sekilas laporan Up Grading UNDER COVER Team SMK N 1 Batang.
Bagi siswa siswi yang mau berminat gabung, kami tunggu kehadiran dan partisipasinya dalam latihan rutin seminggu sekali tiap hari Sabtu, Okey



UNDER COVER Team




English Debate Competiton.... We Won It!


Ditulis oleh Yati OC

Hemm sekolah kita ini patut berbangga hati karena pada tanggal 3 November 2007 kemarin, tim debat bahasa inggris dari sekolah kita dapat memenangkan lomba yang diadakan di SMK Negeri 1 Tulis. Dari sekolah kita, ada 3 orang yang dikirim untuk mengikuti lomba tingkat kabupaten itu. Mereka adalah Yati Octa. E dari kelas XI TKJ, Lia Najihah dari kelas X TKJ, dan Nur Nasiyati dari kelas X AK2.

Dari 12 SMK di seluruh kabupaten Batang, sekolah kita ini mendapat juara I sekaligus The Best Speaker yang diperoleh oleh Yati Octa. Kemudian juara II adalah SMK 1 Tulis dan juara III SMK PGRI. Menurut para peserta, mereka tidak pernah mengira bisa mempersembahkan piala kehormatan untuk sekolah kita. Katanya, pada waktu lomba diadakan, mereka sama sekali belum siap. Malah, mereka sempat pasrah ketika akan menghadapi SMK 1 Tulis. Namun, dengan semangat yang tinggi dan karena ingin mempersembahkan yang terbaik untuk sekolah kita, akhirnya mereka pun dapat memenangkan lomba ini. Selamat ya, untuk para juara..



Arsip-arsip Seputar SMK Nesaba:

  1. adat badge pangkalan smk nesaba

  2. pmr nesaba

  3. mos 2008/2009

  4. pilketos 2008/2009

  5. seleksi redaktur baru bisis

  6. ketika musholla menjadi tempat kegiatan ESKUL

  7. bulan kemarin kelas XII AP mengikuti UKK di Polines Semarang

  8. di sa'at-sa'at menunggu penerimaan raport semester 1, OSIS SMK Nesaba mengadakan class meeting...

  9. ...baca juga ya, BISIS edisi 20 bulan Mei 2009

  10. ...Ayo ngaji bersama TA'LIM

  11. PKS Nesaba juara umum II di JUMBARA tahun 2009

  12. seleksi redaktur BISIS tahun 2009-2010...

  13. Sri Dianah, juara dua lomba KIR se-Kabupaten Batang

Wednesday, December 26, 2007

Profil Edisi Nov-Feb 2007

Wawancara BISIS untuk mengisi Rubrik Profil



BIODATA



Ibu Nur'aeni, Staf TU SMK 1 BATANG

Nama :Siti Nur'aeni
Alamat :Jl. Keruwing No.70, Perum Kalisalak, Batang
Suami :Agustomo
Putera :2 orang( 1 perempuan, Sartika Lailiana, Spd & laki-laki,Galih Puji Laksana).

  1. Ma’af Bu, bisa ceritakan riwayat pendidikan dan pengalaman bekerja Ibu?

  2. Saya sekolah di SD Batang II yang sekarang menjadi SD Kauman 4; SMP di SMP N Batang (Sekarang SMP N 1 Batang)dan terakhir di SMEA PEMDA BATANG; yang sekarang menajdi SMK N 1 Batang, jurusan Tata Niaga dan lulus tahun 1975. Saya mulai bekerja tahun 1977 di sebuah pabrik Textil di Pekalongan, lalu pada tahun 1980 saya lulus test masuk CPNS dan mulai bekerja 1 April 1981; ditempatkan di SMEA negeri 1 Batang sampai sekarang.


  3. Hari Ibu selalu diperingati setiap tangal 22 Desember, menurut Ibu adakah pengaruh peringatan tersebut bagi kaum ibu atau wanita pada umumnya?

  4. Rasa-rasanya enggak, ya. Kadang-kadang malah lupa kalau itu Hari Ibu. karena selain adanya upacara yang diikuti oleh Ibu-Ibu tertentu, untuk teman-teman (ibu-ibu yang tidak mengikuti upacara) hari itu seperti hari biasa; tidak ada istimewanya. Saya sendiri selain lupa kalau hari itu hari ibu; saya sendiri belum pernah mempergunakan moment tersebut untuk membahagiakan ibu saya


  5. Menurut Ibu, apa sih sebenarnya “Emansipasi Wanita” itu? Mengingat kondisi wanita sekarang ini banyak dijadikan objek eksploitasi; misal di berbagai media massa, audio visual, seperti iklan ,dll.

  6. Bisa saja kondisi itu salah satu akibat (dampak)dari gerakan emansipasi wanita; tapi banyak faktor yang membuat banyak wanita mau dijadikan eksploitasi, tapi ada yang terdesak oleh keadaan tertentu;mereka terpaksa mau dijadikan objek eksploitasi. Nah agar hal ini tidak menimpa kita,maka para wanita harus hati-hati dalam bergaul, dalam mencari teman, dalam berpakaian dsb. Dan yang utama, mohon keopada Allah SWt agar selalu mendapat perlindungan-Nya


  7. Sebagai wanita karir, yang bekerja di luar rumah, tentunya banyak sekali suka dan dukanya. Bisakah Ibu ceritakan sedikit tentang suka- duka sebagai wanita karir?

  8. Maaf, jangan sebut saya wanita karir, karena pekerjaan saya tidak menjanjikan jenjang karir; sebut saja karyawan. Rasanya lebih pada sukanya, banyak, ya; antara lain, saay punya penghasilan sendiri, punya teman-teman yang bisa menjadi guru saya (dari mereka, saya belajar banyak hal), melebihi saudara; yang memberikan pengaruh positif buat saya dalam mengelola rumah tangga dan bermasyarakat, dan banyak lagi. Kalau dukanya, maaf ya, saya tidak suka mengingat itu; karena akan membuat saya jadi kurang bersemangat dalam bekerja dan yang utama bagi saya, jadi kurang bersyukur kepada Allah. Jadi, nggak usah cerita soal duka.


  9. Selain Ibu bekerja di luar rumah, tugas utama Ibu adalah mengurus Rumah Tangga; bagaimana Ibu membagi waktu untuk tugas-tugas tersebut?

  10. Kalau dihitung hitung, saya bekerja paling banyak 6 ½ jam per hari, selebihnya untuk mengurus rumah, dan kebetulan saya tidak banyak kegiatan di luar rumah.


  11. Yang terakhir sekali, adakah pesan bagi para calon Ibu (siswi -siswi ) di SMK ini agar bisa menjadi wanita yang baik di hadapan manusia dan Allah?

  12. Untuk para calon ibu (khususnya siswi SMK 1 Batang); menurut orang-orang tua dulu bahwa "wanita iku wani di tata" artinya bahwa seorang wanita itu suatu sa’at akan menjadi ibu yang harus "nata" atau mengatur rumah tangganya tapi sebelum itu dia harus "wani ditata" atau berani /mau diatur. Dan aturan yang baik; yang dibuat oleh masyarakat maupun yang dari Allah SWT; yang mungkin terasa seperti belenggu (mengurangi kebebasannya) itu sesungguhnya perlindungan yang akan membawa seorang wanita mendapat predikat baik; baik di hadapan manusia maupun Allah. Dan satu hal lagi, mendekatlah kepada Allah dan berdo’a mohon kepada-Nya agar Allah menjadikan kita wanita yang baik. Semoga kalian semua menjadi wanita yang baik di hadapan manusia dan Allah.



Profil BISIS yang lainya:

  1. Bapak Drs.Sri Rahardjo

  2. it's still under process....by Redaktur BISIS
  3. Ibu Dra.Narni Riyadi

  4. Bapak Tugiman, B.A

  5. Bu Murtiningsih, Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 1 Batang

  6. Pak Slamet, Staff TU SMK Negeri 1 Batang

  7. Ibu Ummi Kulsum, Guru Fisika SMK Negeri 1 Batang,profil BISIS Edisi 20 Bulan Mei 2009

  8. Pak Amir, Guru Agama SMK Negeri 1 Batang

Sebuah Pertanyaan

Musik:Antara Mubah dan Haram


Pagi itu, ketika saya sedang membahas teks Listening yang berjudul "Be a trendsetter", ada salah satu siswa yang bertanya:"Pak,apakah musik itu haram?". Agar bahasan tidak melenceng 100 persen dari pokok bahasan, say menjawab begini:


"Sebenarnya, hukum musik itu asalnya mubah; artinya boleh-boleh saja. Namun perkara mubah bisa menjadi haram manakala kita tidak hati-hati......lanjutannya nanti, kita pelajaran dulu, OKey

Sunday, December 23, 2007

RENUNGAN

KUDUNG GAUL:Tren Berjilbab ala Selebritis

Sebuah Fenomena

Dengan penuh percaya diri seorang wanita muda berjalan menyusuri trotoar sebuah jalan dekat areal kampus. Langkahnya gontai dengan ayunan kaki bag peragawati. Kerudung warna milenium dengan sedikit asesoris, melilit hingga lehernya seolah memberi citra tersendiri sebagai remaja masa kini. Bibirnya yang merah muda sesekali tersungging menghadapi godaan lelaki iseng


Ma'af ini mungkin jilbab abg yang pas...


Lain lagi gaya berjilbab anak-anak SMU, kerudung umumnya dililitkan ke leher (tidak dirumbaikan/dijulurkan ke dada sebagaimana aturan Islam)dengan mode tersendiri.Sekalipun pakaian sedikit sopan karena aturan sekolah tidak membolehkan baju ketat, namun rok bagian bawah kadang digunting hingga nyaris lutut, saat berjalan sebagian auratnya tersibak. Pergaulannya pun nyaris tak beda dengan remaja non jilbaber; mereka terbiasa berdua dengan lawan jenis, boncengan motor, atau bergerombol dengan lawan jenisnya tanpa ada jarak sebagimana tuntunan Islam

Itulah fenomena remaja Islam modern dengan jilbabnya yang khas. Jilbab model seperti ini mereka sebut "kudung gaul, jilbab gaul atau jilbab gaya selebritis". Entah siapa yang pertama kali memulai, yang jelas, mode jilbab ini muncul di awal tahun 2000 atau menjelang milenuim ketiga di saat media cetak dan elektronik lagi jaya-jayanya di Indonesia; terutama di era reformasi. Era ini memberikan kebebasan mengekspresikan segala ide yang cenderung kebablasan



Faktor Penyebab Munculnya Kudung Gaul

Ada beberapa faktor penyebab maraknya tren jilbab ala selebritis yang begitu menggejala terutama di kalangan remaja, antara lain adalah di bawah ini:


  1. Maraknya tayangan TV dan bacaan yang terlalu berkiblat ke mode Barat

  2. Minimnya pengetahuan anak terhadap nilai-nilai Islam sebagai akibat dikuranginya jam pendidikan agama di sekolah-sekolah umum

  3. Kegagalan fungsi keluarga sebagai tempat pendidikan utama dan pertama

  4. Peran para perancang busana yang tidak memahami benar konsep dan prinsip berpakaian menurut Islam

  5. Munculnya para mu'alaf di kalangan para trendsetter; artis atau artis yang baru mengenakan kerudung


Mungkin memang itulah yang menjadi faktor munculnya para jilbaber di lingkungan sekolah; mungkin juga di institusi pendidikan Pembaca. Tapi yang jelas, fenomena itu terus mewabah selagi kita tidak ada usaha untuk peningkatan iman dan ilmu akan Islam di lingkunagn kita. Kalau kita sebagai Muslim nyaman-nyaman saja melihat fenomena itu ada di depan mata kita tanpa ada rasa penolakan dan usaha pencegahan; maka iman kita patut dipertanyakan.


Nabi kita, Muhammad SAW,bersabda:"apabila kalian melihat kemungkaran berada di depan mata, cegahlah dengan tangan; apabila tidak mampu dengan lisan dan apabila tidak mampu dengan hati; yakni,ada rasa benci. Setelah itu tidak ada keimananan sedikitpun dalam hati, walau sebesar biji sawi"



Ditulis oleh Agus Bagyo, dengan berbagai referensi.

Friday, December 14, 2007

Tren Anak Sekolah

Menyontek: Kebiasaan Buruk atau Kurang Percaya Diri

Kalau kita, sebagai guru, sedang mengawasi ulangan/test,ujian,pasti pernah menjumpai satu atau dua siswa kiat yang ketahuan sedang menyontek; baik pada catatan atau pekerjaan temannya.Menyontek,sepintas lalu bukanlah fenomena luar biasa. Tapi,manakala kita adalah pemerhati dunia pendidikan dan sekaligus pendidik, kita akan sangat sadar kalau menyontek adalah sebuah penyakit berbahaya bagi kejiwaan anak dan perkembangan ilmu itu sendiri.


Kebiasaan Tercela

Menyontek bila ditinjau dari nilai moral dan psikologi, berarti sebuah pembohongan diri,kezaliman dan manifestasi sifat pengecut. Mereka yang tidak belajar akan mendapatkan nilai sebagus atau bahkan lebih bagus dari yang belajar; dengan cara menyontek.Dengan menyontek pula, mereka yang malas kadang bisa mendapat predikat "rajin" dari sang guru. Bahkan,si bodoh yang rajin nyontek pun kadang dianggap pintar oleh gurunya yang kurang peka.Yang memprihatinkan lagi, kebiasaan menyontek ini sudah menjadi hal biasa bagi peserta didik. Ada siswa yag berprinsip kalau menyontek adalah salah satu usaha untuk memeperoleh nilai bagus.Dan lebih sesat lagi,dengan menyontek berarti membantu orang tua; karena orang tua senang nilai anaknya bagus. Dan lebih parah lagi kalau kebiasaan tercela ini dilakukan secara berjama'ah tanpa satupun merasa berdosa.


Kurang Percaya Diri

Sebenarnya anak menyontek; baik yang melihat catatan sendiri atau melihat hasil pekerjaan temannya,karena mereka kurang atau tidak mempercayai kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan soal-soal test atu ulanagn tersebut.Rasa kurang percaya diri tersebut muncul karena si anak tidak siap mengikuti ujian atau test.Ketidak siapan itu terjaddi karena si anak tidak belajar atau memang gangguan psikis; yakni penyakit self inferiority.Yang pertama bisa diatasi dengan belajar, tapi yang kedua harus ada terapi kejiwaan khusus bagi si anak.
Dengan pendekatan personal dan agama, maka kejiwaan menyimpang ini akan mendapat terapi. Karena hanya dengan iman dan ilmu akan Al-Islam, semua sumber penyakit rohani akan terobati.


mo baca kumpulan Mimbar Guru yang diarsipkan oleh oleh pembina majalah BISIS; baca di bawah ini:

  1. Mimbar guru edisi Maret-Juni 2008

  2. Mimbar guru edisi Maret-Juni 2008

  3. Mimbar guru edisi Juli-Oktober 2008

  4. Mimbar guru edisi Oktober-maret 2008:Saat ini setiap perpustakaan memerlukan sistem informasi yang terkomputerisasi...

  5. Mimbar guru BISIS edisi 21

Saturday, December 8, 2007

Artikel Edisi Nop-Feb

Mengganti Valentine Day dengan Muhammad Day

Sejumlah pemuda Mesir menyerukan kaum Muslimin untuk merubah perayaan Valentine’s Day yang bertepatan dengan 14 Februari dengan Muhammad Day. Seruan ini disampaikan di sejumlah situs internet Islam untuk memberi alternatif yang sangat positif, di samping menampilkan kecintaan dan dukungan Muslim kepada Rasulullah saw. Terlebih, baru saja kaum Muslimin dunia diguncangkan oleh kartun yang melecehkan Rasulullah saw.
“Berdasarkan bahwa cinta adalah nilai prinsip dalam Islam, maka kami menyerukan kampanye “Yelaa Noheb bi jidd” (Mari Benar-benar Mencintai) dengan meluruskan pemikiran tentang makna cinta yang sesungguhnya. Mereka menyodorkan pemikiran baru tentang cinta di simbol “Yela Noheb Zey Nabiyena” (Mari mencintai pakaian Nabi kita). Seruan ini bukan merupakan pengakuan kecintaan sakral sebagaimana sikap yang ditampilkan oleh para pendukung Valentine. Tapi kecintaan yang disalurkan dalam koridor Islam yang lebih utama.
Selain itu mereka juga menyebutkan bahwa ide ini disampaikan berdasarkan pemikiran bahwa tidak ada yang lebih berhak menampilkan cinta melebihi cinta Rasulullah saw. “Rasulullah saw tidak pernah melampiaskan cinta keluar dari ikatan pernikahan. Dan karenanya pelajaran romantis harus diambil dari hubungan suami istri. Berbeda dengan percintaan suci para pendukung valentine yang lebih banyak diarahkan pada hubungan lain jenis yang tidak diikat dengan tali pernikahan.”
Karena itulah, menurut mereka, cinta dalam Islam lebih utuh dan lebih mulia dalam seluruh aspeknya. Mereka menyerukan para pemuda dan pemudi Islam tidak terlibat dalam acara percintaan ala valentine’s day. Tapi dirubah dengan memperingati hari Muhammad Day, dengan membenahi pemahaman cinta dengan pemahaman yang benar sesuai pengajaran yang didapat dari Rasulullah saw. Seruan ‘Muhammad Day’ juga dilakukan melalui sms ke berbagai nomor hand phone di kalangan muda mudi Mesir.
Para pemuda Islam yang menyerukan Muhammad Day menyatakan bahwa ide mereka ini bukanlah bid’ah ditinjau dari sisi syariat. Karena apa yang dilakukan adalah untuk memanfaatkan event tertentu terutama kasus penghinaan atas Rasulullah saw melalui kartun oleh sejumlah media Barat. “Ide peringatan hari Muhammad Day adalah dengan tujuan menyampaikan pesan, bukan ditetapkan sebagai kesempatan yang harus dilakukan setiap tahun,” ujar mereka. (na-str/iol)


diambil dan disadur dari Era Muslim

Wednesday, December 5, 2007

Editorial Edisi NOV-FEB

Selamat Jalan 2007
Selamat Datang 2008

Dunia ini dan apapun yang ada di dunia ini terus menua dan akhirnya berakhir. Desember 2007 berganti denagn Januari 2008 dan seterusnya. Semuanya berotasi menuju usia yang lebih tua dengan berbagai kejadian dan peristiwa yang terjadi pada rentang waktu yang dilewati.
Kelas III akan segera meninggalkan bangku SMK tercinta ini, yang kemudian akan digantikan oleh wajah-wajah baru di awal tahun pelajaran 2008, yakni siswa-siswi baru yang baru meninggalkan bangku SLTP-nya. Selama itu pula terjadi berbagai peristiwa baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Namun yang pasti, hari kemarin tidak mungkin kembali lagi; yang bisa kita lakukan hanyalah menyongsong hari esok.
Hari kemarin, bulan kemarin, tahun kemarin adalah muhasabah (instropeksi) kita; sementara hari esok, bulan esok, tahun esok adalah masa buat kita mencoba memperbaiki dan meningkatkan apa-apa yang telah kita buat lakukan di hari, bulan dan tahun kemarin. Akhirnya, semua hari, bulan dan tahun itu akan berujung di suatu masa yang ada awal tapi tidak ada akhir, alam akhirat.


Selamat Tinggal Tahun 2007; Selamat Datang Tahun 2008

Semoga ditahun yang makin menua ini kita lebih baik dari tahun kemarin.


Arsip Tulisan Editorial Majalah BISIS



  1. Editorial BISIS Edisi Maret-Juni

  2. Editorial BISIS Edisi Juli-Oktober

  3. Editorial BISIS Edisi Oktober-maret: untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar...

  4. ...editorial BISIS Edisi 20 bulan Mei 2009

  5. Editorial BISIS Edisi 21 Oktober 2009

Monday, October 29, 2007

Halal Bi Halal SMK 1 Batang

SMK 1 Batang Halal Bihalal dengan Kyai Laptop



Jum'at, 26 Oktober 2007 keluarga besar SMK 1 Batang mengadakan acara Halal Bihalal. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, acara rutin bulan Syawal kali ini agak spesial. Gimana tidak? pembicara yang diundang adalah seorang dosen beberapa universitas terkenal di Yogya, lulusan Al Azhar, bekas Wakil Ketua Assosiasi Mahasiswa Indonesia di Al Azhar, Mesir, alumni pondok Modern Gontor; dan masih muda lagi. Beliau adalah Bapak Ustad Anang Rikza Masyhadi,Lc, dari Bandar.
Yang lebih asyik lagi, ceramah halal bihalal waktu itu memakai media Laptop dan LCD; bak sebuah presentasi makalah/thesis. Meski ada yang berkomentar:"Sekarang ini model acara yang dipopulerkan Tukul semakin merebak", tapi acara itu tetap khidmat dan enjoy, apalagi juga diperkhidmat oleh bacaan Qur'an dan sari tilawah oleh qori' dan pembaca lokal ; yakni dari SMK N 1 Batang.
"Memang kami sengaja ingin sesuatu yang baru; agar wawasan kita, terutama anak-anak kita tentang ke-Islaman semakin luas; tidak cuma ceramah-ceramah yang isinya guyon dan nembang-nembang belaka" begitu komentar Menspit kita, Ibu Hajah Taswiyah.



Beginilah suasana Halal Bihalal di SMK 1 Batang

Tidak terlalu berbeda isi ceramah beliau, dari ceramah-ceramah sebelumnya yang sering kita dengar. Berkisar masalah pentingnya tobat, ma'af-ma'afan dan sedikit menyinggung tentang dunia pendidikan; temanya sesuai profesi para hadirin tentunya. Cuma ada beberapa hal yang menurut kajian Tafsir kurang pas yakni tentang penafsiran ayat 159 surat al Imran dan ayat ke 18 dari Surat Al Hasyr (59); semuanya berkaiatn tentang urusan dunia saja. Berusaha sungguh-sungguh baru pasrah kepada Allah; sementara di Asbabun Nuzul dari (3):159 tersebut adalah apa saja hasil dari musyawarah denagn ahli ro'yu (fikir, para sahabat Nabi yang mulia) kita ikuti dan pasrahkan akibatnya kepada Allah.Begitupun, tentang surat (59):18, yang dimaksud "hari esok" adalah hari sesudah mati. Kalau "hari esok" adalah masalah masa depan di dunai ini; tidak usah diingatkan, manusia pasti paham dengan urusan dunianya, begitu kata Nabi.Wallohu 'alam



Seorang peserta tampak ngantuk mendengarkan Kyai Laptpop

Namun begitu, terlepas dari perbedaan itu, marilah kita tawakal kepada Allah dan terus mengkaji Al Qur'an dan Al Hadist,juga Kisah para Sahabat Nabi SAW; agar panafsiran kita tentang Al Qur'an tidak sesuai nafsu duniawi kita



Arsip Renungan BISIS, buka link di bawah ini

  1. Artikel Rubrik RENUNGAN "socrates...."BISIS edisi Maret-Juni 2008 di sini

  2. ...baca renungan BISIS Edisi 20 bulan Mei 2009

  3. ....renungan BISIS Edisi 21 Oktober 2009

Saturday, October 27, 2007

Surat Pembaca


  1. Bisis yang makin caem aja.Aku punya usul nih, bagaimana kalau BISIS setiap terbit memuat gambar-gambar yang colorful; misalnya foto guru berprestasi atau siswa berprestasi. Jadi ndak hitam putih terus, Okey?

  2. Obie,II TKJ

    Jawab:Thanks, atas usulnya. cuman buat foto or gambar yang colorful, BISIS belum punya dana


  3. Hai, SIS. Bagaimana kalau BISIS tambah ruang buat rubrik Ramalan Bintang khan tambah asyik?

  4. Shey,IX2

    Jawab:Trims.Tapi mohon ma'af BISIS tidak bisa memenuhi permintaan kamu sebab tidak sesuai dengan visi dan misi BISIS, Ok?


  5. Helo Kang BISIS, mo usul nih. Bagaimana kalau rubrik kuisnya ditambah?

  6. Dea,2ix1

    Jawab:Yup..Goba nanti BISIS rundingkan dulu, ya


  7. Di majalah lain seperti MOP, ada cergam (cerita bergambar), kenapa di BISIS belum ada?

  8. Bobee,3ak1

    Jawab:Ide bagus...nanti kamu kirim aja koleksi cergam buatanmu; pasti dapat honor klo dimuat



Kumpulan Editorial BISIS ....



  1. Surat Pembaca BISIS edisi OCT-FEB
  2. Surat Pembaca BISIS edisi Maret-Juni 2008

  3. Surat Pembaca BISIS edisi 20 Mei 2009
    Surat Pembaca BISIS edisi 21

Wednesday, October 24, 2007

Profil Guru


Biodata

  • DRs.Sri Rahardjo

  • Lahir di Surakarta, 1 Januari 1963

  • Alamat sekarang di Jln.Meranti no.39, RT6/8, Kauman, Batang

  • Mulai mengajar di SMKN 1 Batang tahun 1991
  • Pendidikan Sarjana, Universitas Sebelas Maret

  • Jurusan FKIP Sejarah



Pengalaman Mengajar

  • Tahun 1987-1991, di SMA Islam Surakarta, mengajar PMP, Sejarah, Sosiologi

  • Tahun 1991-Sekarang, di SMK N 1 Batang; mengajar Koperasi, PSPB, Sejarah, Komputer, dan PMP



Pengalaman Kegiatan di luar Mengajar

  • Tahun 1968-1991 Tutor GAMA 88, Surakarat

  • Tahun 1992 Tutor PGSD Batang

  • Tahun 2004 Koordinator ENTRY DATA HASIL PEMILU, PILWAN-PILPRES KAB BATANG

  • Bulan April 2005-Mei 2006 Kegiatan Kemanusiaan di Aceh, Menjadi EMIS NAD dan NIAS dalam rangka Rehabilitasi dan Konstruksi Pendidikan

  • November 2006-Desember 2006, Pendataaan Pendidikan di PAPUA dalam rangka Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur

  • Pernah Menjadi Pembina Ekstra PRamuka dan PKS, OSIS

  • Mnejadi WAKA 2 Periode tahun 1999-2004



Wawancara Bisis

Di Batang ini, ada beberapa guru berprestasi; salah satunya adalah Pak Sri. Sudikah kiranya Bapak cerita pengalaman sewaktu mengikuti seleksi guru berprestasi?


Yang pertama saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah diberi kepercayaan untuk maju menjadi Guru Berprestasi; walaupun masih banyak teman-teman yang lebih baik dan berprestasi bagus, pertama dari SMK N 1 Batang maju ke Tingkat Kabupaten Batang dengan di bagi menjadi 4 kelompok:


  1. Tingkat TK

  2. Tingkat SD

  3. Tingkat SLTP

  4. Tingakt SLTA/SMK


Kami diuji oleh berbagai macam tes-tes uang ada. Alhamdulillah untuk tingkat SLTA/SMK, saya masuk rangking pertama; walapun dengan segaal sesuatu yang serba apa adanya.
Sesudah maju ke tingakt kabupaten, menibgkat ke tingkat propinsi JATENG. Dengan dia antar oleh dinas P dan K Kabupaten, kami berempat maju dengan optimis meskipun denagn seadanya.
Dari kabupaten, tidak ada yang masuk satu pun juga, walaupun Rangking tidak di bawah sekali tapi lumayanlah namanya juga Kabupaten Batang untuk hal ini memang kuarang mendapat perhatian.
UNtuk juara I, II, dan III memang untuk tingkat pendidikannay tinggi, ada yang S2 dan lulusan luar negeri itu guru dari SD pun banyak.
Untuk itu saya menghimbau marilah kita tingkatkan mutu Guru untuk membimbing anak-anak lebih maju dan berprestasi


Konon khabarnya munculnya atau lahirnya Jurusan Teknik Jarinagn (TKJ) adalah ide Pak Sri; termasuk pembuatan proposal samapi proses pengajuannya ke diknas. Bagaimana awal mulanya mincul ide seperti itu; sementara SMK kita ini adalah kelompok Bisnis Manajemen?


Saya hanya ingin SMK ini maju dan berkembang hingga bisa mendidik anak-anak menjadi manusia siap pakai dan menghasilkan sesuatu yang bermanfa'at



Selain tugas Bapak sebagai guru di SMK ini, Bapak juga pernah mewakili Batang untuk melakukan kegiatan School Mapping, kalau tidak salah, di Aceh dan PAPUA. Bisakah Bapak berbagi cerita pengalaman menarik selama bertugas di daerah rawan konflik tersebut?


Karena jiwa saya yang ingin berpengalaman dan maju oleh sebab itu setiap guru tidak hanya engajar dan mengajar saja; tapi bisa juga mencoba pengalaman-pebgalaman yang ada tanpa meninggalkan tugas utama sebagi guru.
Pertama saya ikut School Mapping untuk pendataan Kab. Batang dengan teman-teman hingga hampir kurang lebih 75 persen berhasil denagn segal daya upaya dan dibantu oleh guru-guru yang lain


Kedua, karena ada pemilu dan saya dengan teman-teman, siswa mendapat tugas untuk Data Entry (perhitungan Suara denagn cepat)lewat komputer maka saya di angkat menjadi Koordinator Data Entry Kab Batang untuk KPU BATANG. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan berhasil.
Ketiga, karena berprestasi di School Mapping dan KPU maka pada saat Provinsi Aceh dan Nias ada gempa dan Tsunami; untuk rehabilitasi dan rekronstruksinya, saya diajukan untuk ikut menangani di sana.
Untuk membantu di Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Jaya yang benar-benar parah dan hancur berat. Pertama saya kaget tapi karena tugas dan harus bertangung jawab, maka saya kerjakan walaupun medannya berat; tidur di tenda dan masih ada gempa susulan yang masih terus menerus, tetap saya laksanakan selama satu tahun lebih. Alhamdulillah berhasil.
Keempat, masih berlanjut untuk Pengembangan Pendidikan untuk wilayah timur, maka saya diikutkan lagi di PAPUA. Selama kurang lebih 3 bulan, dengan nyanyian Dari Sabang Sampai Merauke, maka benar-benar saya jalani; dari Aceh sampai PAPUA ini lebih berat lagi medannya, dengan wilayah yang tidak bisa dijangkau dengan darat tapi udara dan laut. Dan semuanya Alhamdulillah lancar dan saya bisa tahu suku Asmat dan perbatsan negara kita denagn PAPUA NUGINI.
Akhirnya, tidak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah karena saat ini saya akan berangkat lagi ke SULAWESI TENGGARA (Kendari); sebagai Konsultan ICT untuk melaksanakan tugas Percepatan Data Pokok Pendidikan di sana. Semoga berhasil.


Amiiin,. Pak Sri.Dan selamat bertugas; jaga iman, diri dan harta.


...baca juga profil BISIS Edisi 20 Bulan Mei 2009
Redaktur BISIS

Dokumentasi Kesenian

Dokumentasi Osis




Wednesday, October 3, 2007

Artikel BISIS

Prestasi Akademik atau Tradisi Belajar



Masalah belajar adalah persolan pendidikan yang menyangkut anak-nak kita. Sebuah pembelajaran yang efektif, yang berorientasi kepada transformasi ilmu pengetahuan bagi pola sikap dalam kehidupan sehari-hari, adalah mutlak bagi pembentukkan pribadi yang mapan.
Dalam Islam, ilmu dipandang sebagai fungsi.Ilmu adalah pemberian Allah, sebagi instrumen yang dibutuhkan untuk menata pola kehidupan manusia di bumi. Dalam hal ini, ilmu adalah agen dari agama dalam prakteknya. Itu pula pendapat Imam Malik; agama ini adalah ilmu.
Definisi Belajar
Pendapat ini pula yang mengharuskan kita mendefinisi ulang arti belajar.Belajar dalam pengertiannya yang paling hakiki, kata DR Abdurrahman Al Isawi, adalah suatu perubahan yang terus menerus pada aspek cara berfikir,emosi dan pola sikap, yang lahir dari akumulasi pengalaman, pelatihan dan aplikasi kehidupan. Jadi, belajar adaalh proses perubahan internal dalam individu. Di sini kota bertemu dengan definisi Muhammad Quthub tentang pendidikan. Pendidikan, klata beliau, adalah seni membentuk manusia. Dan belajar, dengan begitu adalah salah satu instrumennya.
Kesalahan Pemahaman
Pemahaamn inilah yang mnegantar kita untuk bertanya "Bagaimana caar kita mengukur kemajuan belajar anak?" Pertanyaan ini menjadi sangat urgen. Karena, di sinilah banyak orang tua, dan bahkan pelaku pendidikan; seperti halnya guru atu ketua jurusan/program, banyak melakukan kesalahan yang terkadang berakibat fatal bagi perkembangan kejiwaan anak.
Selaam ini, kita selalu mengukur kemajuan belajar anak dengan menggunakan pengukuran formal. Misalnya, dengan melihat prestasi akademiknya setelah ujian. Tentulah, latah untuk mengatakan bahwa sistem pengukuran formal ini sama sekali tidak mengekspresikan semua kemajuan belajar anak, dan karenanya tingkat objektivitasnya relatif rendah. Faktor tingkat kecerdasan, misalnya, tidak terwakili penuh oleh sistem pengukuran ini. Maksudnya, tidak semua yang berprestasi di sekolah. Misalnya lagi, faktor psikologi anak ketika ujian. Kecemasan menjelang ujian bisa mempengaruhi memori anak terhadap pelajaran.
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di salah satu negara Arab menunjukkan bahwa 50% mahasiswa mengalami kecemasan relatif waktu ujian, 33,3% mengalami kecemasan sedang dan 3,3% mengalami kecemasan berat. Dan hanya sekitar 13,4% yang tidak mengalami kecemasan sama sekali; disinyalir adalah para mahasiswa yang memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah. Faktor lain adalah tingkat kontrol terhadap kejujuran anak ketika ujian. Atau,kebijakan umum sekolah atau perguruan tinggi dalam memberi nilai.
Pengukuran yang Tepat
Jadi, cara mengukur kemajuan yang tepat adalah dengan melihat sejauh mana proses perubahan itu berlangsung konstan dan terarah dalam diri anak. Dengan berorientasi pada perubahan pola pokir dan sikap serta kecenderungan psikologis, kita akan menemui sedikit kesulitan;karena pada kenyataannya perubahan itu tidak segera akan terlihat secara nyata.
Namun demikian, yang jauh lebih penting dari sekedar melihat perubahan itu secara nyata, adalah menyakini bahwa proses pembelajaran itu berlangsung sahih. Karena itu, menjadi penting untuk membangun tradisi belajar dan ilmiah yang baik pada anak.
Sebagai penutup, saya akan memperkuat pendapat di atas dengan sebuah hadist:


"Perumpamaan petunjuk dan ilmu ayng aku bawa adalah seperti tetes air hujan yang turun ke bumi; maka ada tanah yang baik (subur) yang menyerap air menumbuhkan rerumputan yang banyak; ada pula tanah yang tandus yang hanya mampu menanam (tetumbuhan)dengannya; dan ada pula tanah bebatuan yang tidak menyerap air tiada pula dapat menumbuhkan rerumputan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan agama itu bermanfaat baginya, maka ia pun menegakkan kehormatannya dengan agama itu, dan menerima petunjuk Allah yang denagnnya aku diutus Allah" (Muttafaq "Alaih)

Itulah paradigma ilmu sebagai fungsi; dalam pengaruhnya terhadap perbaikan mutu dan kualitas hidup sehari-hari



Agus Bagyo
Penulis adalah praktisi pendidikan dari SMK Negeri 1 Batang

Thursday, September 27, 2007

DEWAN REDAKSI BISIS






Dewan Redaksi BISIS Periode 2009/2010



Pembina
Agus Bagyo, S.S
Pembimbing
Drs.Sudjono
Dra.Narni
Staf Redaksi
Mila Permata Sari
Ana Wardani
Ismawati
Aminatuz Z
Lilis Septiarini
Dini Setianingrum
Erma
Nurul Arimaya
Kundarno
Lestia Nurul Hikma N
Virgiana Ristanti


Dewan Redaksi BISIS Periode 2008/2009



Pembina
Agus Bagyo, S.S
Pembimbing
Drs.Sudjono
Dra.Narni
Staf Redaksi
Mila Permata Sari
Nurul Abadiyah
Yati Octa E
Aminatuz Z
Lilis Septiarini
Dini Setianingrum
Ana Wardani
Kundarno
Erma

Selamat Bekerja
created by Agus Bagyo

EDITORIAL

EmpatBulan:Sebuah Proses Penting Bagi BISIS


Empat bulan adalah masa yang penting bagi sebuah proses. Selama empat bulan jasad kita di rahim ibu mencapai kesempurnaan bentuk. Empat bulan juga masa yang cukup bagi jiwa manusia untuk mengenal kebenaran.Tapi, empat bulan adalah masa yang terlalu singkat bagi BISIS untuk berbenah diri mencapai kesempurnaan seperti yang dikehendaki oleh para pembacanya.
BISIS sangat menyadari kalau di setiap edisinya seringklali menuai kritik yang kurang membangun; kritik diungkapkan secara tidak ilmiah. Kritik tidak disampaikan secara tertulis; tapi sebatas celotehan bak kicauan burung yang sayup-sayup hilang karena hembusan angin.
Kesadaran BISIS akan ketidaksempurnaan itulah yang membuat kru BISIS selama 4 bulan terakhir ini bekerja keras, di sela-sela kesibukannya dalam kegiatan KBM, untuk memberikan yang terbaik bagi para pembacanya. Selama waktu yang singkat itu, kru BISIS harus mengumpulkan artikel, melakukan reportase, menyeleksi naskah dan mengeditnya, juga mengirimkan naskah ke GRAYASA. Di akhir proses, kru BISIS pun harus bersibuk ria dalam pendistribusian; sehingga BISIS bisa sampai ke hadapan para pembaca.
Sebagai penutup; tidak terlambat kiranya kalau BISIS mengucapkan selamat Lebaran, minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. semoga di hari yang fitri ini, jiwa kita juga bersih dari segala penyakit hati yang mencelakakan kita di dunia dan di akhirat.



Penulis:Agus Bagyo

Saturday, September 22, 2007

Agenda BISIS


























































No
Rencana Kegiatan
Tanggal Realisasi
1
Perekrutan Calon Redaktur
25 Agustus 2007
2
Seleksi Redaktur oleh Komunitas Pena
01 September 2007
3
Workshop Jurnalistik

4
Breafing I

5











































created by Karkun1976

BISIS on Wokshop

BATANG REGENCY GETTING FLOOD OF Kang GURU MARCHANDISE



Few days ago, the BISIS team had a special occasion in Gedung Gerakan Pramuka Dewan Kerja Cabang kabupaten Batang to interview someone from abroad. We could find only one word to express our feeling, . Her name is Mrs. Sue Rodger, she’s from Liverpool England, however she has been in Indonesia since 1993.



Mrs. Sue is an ELT materials and training coordinator of Kang GURU Radio English (KGRE). She visited Batang for giving materials at English teachers workshop which was organized by Dinas Pendidikan Kabupaten Batang and KGRE. First of all, she introduced her self, then she told us about KGRE. Do you know guys, we had read a product of KGRE. Can you guess it? Good. Magazines. We could find them in the staff room, you may ask your English teacher and enjoy them. KGRE not only produce magz but also radio broadcast, Kang GURU connection club (KGCC), workshop, and many others.




Whenever she memorises Batang, she would remember with fish, tofu (tahu in Indonesia) and Gambyong (Javanese traditional dance), however she never tatstes megono (the tradional food of Batang made of baby jackfruit). She was very happy visited Batang because she could enjoyed her favourite food like fish and tofu.




In the afternoon, Mrs. Sue met the students from SMP, SMA and SMK. She invited us to have some English activity with fun. She gave us games, quizes and songs. She also gave the Kang GURU (KG) marchandise as the rewad. I and my friend got much. So Batang got KG marchandise flood, It made us happy ever after. We never forget Mrs. Sue, the closest foreigner we’ve ever met and also thanks a million to KG, you have given us manythings such as knowledge, prises, and your sweet memory. We hope you could see all of our friends here.



reported by Yati Octa Eviyanti

Tuesday, September 4, 2007

Thursday, August 30, 2007

Metode Pembelajaran

Peranan Guru sebagai Lingkungan
Belajar Bahasa Kedua



Prof. DR. Sumarsono, M.ED.



alignSTKIP Singaraja






Pengantar
Tulisan ini tidak bayak menekankan aspek "ilmiah teoretis" tentang belajar dan pembelajaran bahasa kedua (B2). Dalam hal ini B2 itu adalah bahasa Indonesia (BI) yang sudah banyak dibahas orang, apalagi teori-teori itu pun kebanyakan berasal dari dunia barat yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan kita di Indonesia. Pengalaman penulis dalam belajar bahasa dan "memperoleh" bahasa Inggris, dan pengalamannya dalam mengajarkan BI kepada orang atau penutur non-BI, akan mewarnai tulisan ini.
Belajar dan Lingkungan Belajar
Banyak sekali batasan tentang belajar, tetapi penulis berpegang kepada batasan kaum kognisi, khususnya Jean Piaget, yang pada intinya mengemukakan bahwa belajar merupakan interaksi antara individu pebelajar (learner) dengan lingkungan. Dalam Language Two, oleh Heidy Dulay, dkk mengemukakan adanya empat lingkungan makro dan tiga lingkungan mikro yang bisa berpengaruh. Lingkungan makro ialah (1) kealamian bahasa yang didengar; (2) peranan pebelajar dalam komunikasi; (3) ketersediaan alat acuan untuk memperjelas makna; dan (4) siapa yang menjadi model bahasa sasaran. Lingkungan mikro terdiri dari (1) tonjolan (salience), (2) balikan (feedback), dan (3) frekuensi.

Pertanyaannya, di mana posisi guru? Jawaban saya, guru merupakan salah satu tonggak lingkungan: pada lingkungan makro dia setidaknya bisa berposisi sebagai model, dan pada lingkungan mikro guru berposisi sebagai pemberi balikan.
Pendekatan
Di dunia pembelajaran bahasa (language learning) sekarang, termasuk pembelajaran B2, tampak masih diberlakukan pendekatan komunikatif integratif, disamping Ausable yang mengingatkan ihwal pentingnya kebermaknaan dalam belajar (meaningful learning) bagi pebelajar.

Berdasarkan pendekatan ini, metode dan teknik pembelajaran mengarah pada kegiatan berkomunikasi yang bermakna bagi pebelajar. Pendekatan integratif dilandasi oleh konsep bahwa bahasa itu mempunyai tali-temali secara internal (fonem, kata, frase, klausa, dan kalimat) dan eksternal. Hubungan antarunsur tadi diatur oleh gramatika yang merupakan komponen kebahasaan sebagai dasar untuk memahami dan menggunakan bahasa. Secara eksternal, bahasa mempunyai hubungan dengan budaya dan seluruh bidang kehidupan.
Konsep Pemerolehan Bahasa
Sejak tahun 1979 dunia pendidikan di Indonesia berkenalan dengan pembedaan antara hasil instruksional berupa kompetensi pebelajar atas pengetahuan dan keterampilan dalam ranah intelektual, emosional, dan fisik (psikomotor), dan hasil pengiring (nurturent effect), serta nilai (value). Pelajaran yang dapat dipetik dari konsep ini ialah ada sesuatu yang diperoleh siswa dari apa yang diajarkan guru atau dipelajari siswanya.

Hal tersebut sejajar dengan munculnya pembedaan antara konsep pembelajaran (learning) dan pemerolehan (acquisition) bahasa. Istilah "pemerolehan" terpaut dengan kajian psikolinguistik ketika kita berbicara mengenai anak-anak dengan bahasa ibunya. Dengan beberapa pertimbangan, istilah pertama dipakai untuk belajar B2 dan istilah kedua dipakai untuk bahasa ibu (B1). Faktanya, belajar selalu dikaitkan dengan guru, kurikulum, alokasi waktu, dan sebagainya, sedangkan dalam pemerolehan B1 semua itu tidak ada. Ada fakta lain bahwa dalam memperoleh B1, anak mulai dari nol; dalam belajar B2, pebelajar sudah memiliki bahasa.

Dengan "mesin" pemerolehan bahasa yang dibawa sejak lahir anak mengolah data bahasa lalu memproduksi ujaran-ujaran. Dengan watak aktif, kreatif, dan inofatif, anak-anak akhirnya mampu menguasai gramatika bahasa dan memproduksi tutur menuju bahasa yang diidealkan oleh penutur dewasa. Anak memiliki motivasi untuk segera masuk ke dalam lingkungan sosial, entah kelompok sebaya (peer group) atau guyup (community).
Bahasa Indonesia sebagai B2
Sudah dikemukakan bahwa teori tentang belajar B2 berasal dari dunia barat, dan B2 yang terlibat dalam teori ini adalah bahasa Inggris. Dalam menerapkan teori tersebut, kita perlu bersikap lebih arif bahkan kalau mungkin menciptakan teori berdasarkan pengalaman kita.

Keragaman bahasa tidak boleh membuat kita lupa bahwa yang harus diajarkan kepada siswa asing ialah ragam baku (lihat Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Pedoman EYD).

Hal lain yang harus diingat ialah bahwa BI mempunyai karakteristik tersendiri termasuk aspek gramatika, konsep tentang ruang dan waktu. Kita punya sini, situ, sana; kita bisa mengucapkan Selamat malam, ketika bertemu orang pada pukul 19.00 atau 02.00; bahkan Selamat bekerja, Selamat belajar (yang padanannya dalam bahasa Inggris pasti tidak memakai Good& ).
Pengalaman Penulis dan Peran Guru
Dalam pengertian belajar di atas, guru berperan sebagai salah satu tonggak lingkungan, nara sumber, pemberi masukan, model bahasa sasaran, dan pemberi balikan. Berikut adalah paparan penulis tentang pengalaman pribadinya dalam belajar dan mengajar B2.

Penulis mengenal bahasa Inggris ketika menjadi murid SMP, 1951, dan selama tiga tahun diajar secara bergantian oleh empat guru dengan kemampuan dan gaya yang berbeda. Yang mereka ajarkan sebagian besar ialah kaidah gramatika, kosakata, dan terjemahannya; tidak ada model pembelajaran yang komunikatif atau dialog.

Memasuki SMA/A penulis mempunyai guru yang pintar berbahasa Inggris dan mampu berperan sebagai pemberi motivasi. Beliau memberikan instruksi dalam bahasa Inggris dan ketika saya belum mampu bertutur dalam bahasa Inggris beliau menjelaskan dalam BI. Penulis juga mempunyai seorang teman yang pandai berbahasa Inggris. Di kelas 3 ada 3 teman baru yang bahasa Inggrisnya juga bagus. Mereka ini menambah lingkungan belajar yang makin kaya. Sementara itu, guru tidak mampu memperhatikan secara individual kebutuhan dan hambatan belajar siswa. Dalam bahasa pendidikan, guru saya belum berperan sebagai pelaku remedial bagi tiap-tiap siswa.

Dengan modal pas-pasan saya masuk ke IKIP (waktu itu bernama PTPG), 1957, jurusan bahasa Indonesia. Mata kuliah Aplikasi Bahasa Inggris diajarkan di tingkat 1. Guru kami, Mr Tan, terkenal "maut" di jurusan bahasa Inggris sehingga kami merasa takut untuk berkomunikasi. Materi yang disajikan betul-betul sesuai dengan kebutuhan kami, yakni membaca bacaan berbahasa Inggris yang isinya berkaitan dengan ihwal kebahasaan.

Dorongan belajar makin meningkat ketika di tahun ke-3 datang dosen baru, Drs. Umar Junus (terakhir profesor di Universitas Malaysia, Kuala Lumpur), yang dalam berkuliah banyak mengutip bahasa Inggris. Di tingkat 3 itu pula, saya mencoba menerjemahkan 3 bab buku Bloomfield Language. Tanpa disadarinya, dosen ini mampu menjadi lingkungan yang baik memberi saya motivasi belajar.

Tahun 1960 saya menamatkan Sarjana Muda saya. Tahun 1961 ketika di tingkat doktoral saya bertemu lagi dengan dosen tadi. Saya mempunyai 4 teman belajar yang bahasa Inggrisnya lumayan baik. Umar Junus menuntut kami mempelajrai buku Noam Chomsky, Syntactic Structure. Komunitas yang menjadi lingkungan saya lebih baik lagi karena ada banyak mahasiswa jurusan bahasa Inggris.

Tahun 1968 saya pindah ke Singaraja. Tahun 1971 saya diminta memberi pelajaran bahasa Indonesia kepada seorang warga Amerika, tanpa memiliki buku pegangan dan tentu saja tanpa pengalaman mengajar BIPA. Syukur, dia (si Amerika) punya buku pegangan terbitan Singapura yang di sana-sini tidak sesuai dengan kondisi BI. Metode yang saya gunakan ialah komunikatif praktis, tanpa saya ketahui apakah metode itu benar atau salah. Saya kadang-kadang menjelaskan sesuatu dalam bahasa Inggris; dan kalau bahasa Inggris saya keliru dia bertanya (dalam bahasa Inggris) tentang maksud penjelasan saya. Dalam berbagai kesempatan, saya ajak dia berdialog dalam bahasa campuran Indonesia-Inggris.

Pengalaman mengajar tadi memberi hal-hal positif pada saya. Saya makin berani berbicara dalam bahasa Inggris dan "tidak takut salah". Saya juga memperoleh banyak ungkapan bahasa Inggris untuk mengoreksi kesalahan saya. Murid ini ternyata telah menjadi guru saya dalam belajar B2. Karena dia penutur asli (native speaker), maka saya yakin bahasa Inggris yang saya terima pasti benar. Saya telah memperoleh lingkungan alami dalam sosok seorang guru, meskipun alaminya belum sempurna.

Tahun 1975 saya nekat masuk menjadi mahasiswa reguler jurusan bahasa Inggris di FKIP Singaraja. Akhir 1976, ketika saya naik tahun ke-3 saya mengikuti tes bahasa Inggris untuk belajar ke luar negeri. Awal 1977 saya berangkat ke Australia, tinggal di sana selama dua tahun.

Australia adalah negeri "tuan rumah" bahasa Inggris bagi saya. Sifat alami lingkungan saya adalah nyata dan saya banyak memperoleh bahasa Inggris dari "guru-guru informal dan natural".

Beberapa tahun kemudian saya berkesempatan mengajarkan BI kepada seorang penutur asli bahasa Perancis, yang sudah cukup baik kemampuannya ber-BI. Metode yang saya pakai mirip dengan pengalaman pertama. Mungkin karena kecerdasannya yang cukup baik, tampak dari pertanyaan-pertanyaannya yang kritis, maka dalam dua bulan pertama dia sudah mampu mengambil putusan untuk berhenti berlangganan koran lokal di Bali, dan menggantikannya dengan koran yang dinilainya sendiri bagus.

Beberapa tahun terakhir ini saya diberi tugas untuk mengajar sejumlah mahasiswa Australia yang kemampuan bahasa Indonesianya amat rendah. Saya melakukan cara-cara berikut: menggunakan bahasa campuran (Inggris-BI), berbicara BI dalam kecepatan rendah (konvergensi); tidak menuntut pebelajar untuk segera berbicara BI; saya memakai banyak gambar dan bagan untuk menjelaskan; dalam beberapa hal saya menggunakan konstruksi-kalimat bandingan (BI-Inggris). Secara makro, mereka saya dorong untuk berinteraksi dengan lingkungan alami (kampus dan luar kampus), mulai dengan "masa diam" (silent period) untuk memahami ujaran dan melakukan komunikasi satu arah.
Penutup
Dari paparan setakat ini saya dapat merangkum pandangan saya sbb: dalam pembelajaran BIPA saya memakai pandangan Piaget bahwa belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan lingkugan (makro dan mikro), melalui akomodasi (reseptif, memahami, masa diam) dan asimilasi. Guru berperan sebagai pencipta kondisi lingkungan yang kondusif, pemotivasi, nara sumber, model, dan pemberi balikan. Dalam posisi semacam itu saya berharap guru BIPA menyadari pentingnya analisis kebutuhan pebelajar secara individual; pemahaman terhadap berbagai ragam BI khususnya ragam yang selama ini mungkin melekat pada dirinya; penciptaan teknik-teknik mengajar yang khas tetapi harus tetap pada alur pendekatan komunikatif dan integratif dan tetap memperhatikan konsep pemerolehan B2 melalui balikan-balikan terhadap tutur pebelajar sebagai bahan remedial bagi tutur yang memerlukan koreksi

Sunday, August 19, 2007

Katakanlah

Dunia sementara, akhirat selamanya

Monday, July 16, 2007

Pengumuman

Lomba Karya Ilmiah Remaja XXXIX Tahun 2007
Kamis, 12 April 2007
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) merupakan salah satu upaya menumbuhkan budaya ilmiah dikalangan remaja guna meningkatkan kemandirian remaja agar mampu mewujudkan sesuatu yang baru dan selalu berusaha menemukan alternatif-alternatif baru untuk pemecahan masalah, sehingga dapat menjawab tantangan ilmu pengetahuan untuk pembangunan berkelanjutan. LKIR XXXIX Tahun 2007 dibagi dalam tiga bidang, yaitu bidang Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, bidang Pengetahuan Alam, dan bidang Pengetahuan Teknik. Ruang lingkup lomba ini meliputi upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia diutamakan pada bidang kesehatan, pertanian pangan, atau masalah-masalah sosial budaya dangan pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal melalui hasil penelitian/percobaan di lapangan.
T E M A
“Iptek Solusi Kemandirian Bangsa”
TUJUAN DAN MANFAAT
1. Meningkatkan kesadaran remaja di Indonesia akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan inovasi remaja melalui kegiatan penelitian.
3. LKIR sebagai wadah asah, asih dan asuh bagi remaja.
PERSYARATAN MENGIKUTI LOMBA
1. Judul Karya tulis : Bebas (dalam konteks tema).
2. Materi yang dibahas harus merupakan hasil penelitian peserta yang dilaksanakan dengan metode ilmiah dan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.
3. Ide, kualitas isi dan materi, sistematika penyajian, bahasa, dan data pendukung merupakan unsur kriteria penelitian.
4. Karya tulis diketik dengan jarak satu setengah spasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Lomba dibuka sejak diumumkan dan semua karya tulis telah diterima oleh panitia selambat-lambatnya tanggal 20 Juli 2007.
6. Peserta Lomba berusia 12 sampai dengan 19 tahun terhitung pada tanggal 23 Agustus 2007
7. Peserta lomba adalah perseorangan atau kelompok (maksimal 3 orang)
8. Karya tulis dan karya cipta harus dari hasil penelitian/pengamatan peserta.
9. Karya tulis yang dikirim harus yang asli disertai tiga rangkap fotokopi, dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba ilmiah tingkat nasional lainnya.
10. Peserta Lomba diwajibkan melampirkan riwayat hidup dan diketahui oleh orang tua atau wali; cantumkan alamat dan nomor telepon yang mudah dihubungi.
11. Karya tulis dan alat peraga yang diperlombakan akan menjadi milik panitia dan dapat disebarluaskan melalui media massa.
12. Pada pojok kiri atas sampul pengiriman harus ditulis bidang lomba yang diikuti.
13. Peserta yang terpilih sebagai finalis yang ditetapkan dewan juri akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti presentasi karya tulis dan kegiatan lainnya.
14. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.
HADIAH
Bagi para pemenang LKIR XXXIX Tahun 2007 untuk masing-masing bidang akan diberikan hadiah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Yayasan Bhakti Tanoto, berupa uang pembinaan, piala, dan piagam penghargaan.
Panitia Lomba Karya Ilmiah Remaja XXXIX Tahun 2007
Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI
Sasana Widya Sarwono LIPI Lt. V, Jl. Jend. Gatot Subroto 10
PO Box 250 Jakarta Selatan 12710
Telepon (021)5225711 Psw. 274, 273 dan 276
Fax. 5251834.
________________________________________
Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (http://www.lipi.go.id)
»

Salam Perkenalan


















Workshop Jurnalistik BISIS-OSIS SMK N 1 BATANG


Pembina BISIS dan KOMUNITAS PENA


Presdentasi Karya Ilmiah Remaja