Monday, October 29, 2007

Halal Bi Halal SMK 1 Batang

SMK 1 Batang Halal Bihalal dengan Kyai Laptop



Jum'at, 26 Oktober 2007 keluarga besar SMK 1 Batang mengadakan acara Halal Bihalal. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, acara rutin bulan Syawal kali ini agak spesial. Gimana tidak? pembicara yang diundang adalah seorang dosen beberapa universitas terkenal di Yogya, lulusan Al Azhar, bekas Wakil Ketua Assosiasi Mahasiswa Indonesia di Al Azhar, Mesir, alumni pondok Modern Gontor; dan masih muda lagi. Beliau adalah Bapak Ustad Anang Rikza Masyhadi,Lc, dari Bandar.
Yang lebih asyik lagi, ceramah halal bihalal waktu itu memakai media Laptop dan LCD; bak sebuah presentasi makalah/thesis. Meski ada yang berkomentar:"Sekarang ini model acara yang dipopulerkan Tukul semakin merebak", tapi acara itu tetap khidmat dan enjoy, apalagi juga diperkhidmat oleh bacaan Qur'an dan sari tilawah oleh qori' dan pembaca lokal ; yakni dari SMK N 1 Batang.
"Memang kami sengaja ingin sesuatu yang baru; agar wawasan kita, terutama anak-anak kita tentang ke-Islaman semakin luas; tidak cuma ceramah-ceramah yang isinya guyon dan nembang-nembang belaka" begitu komentar Menspit kita, Ibu Hajah Taswiyah.



Beginilah suasana Halal Bihalal di SMK 1 Batang

Tidak terlalu berbeda isi ceramah beliau, dari ceramah-ceramah sebelumnya yang sering kita dengar. Berkisar masalah pentingnya tobat, ma'af-ma'afan dan sedikit menyinggung tentang dunia pendidikan; temanya sesuai profesi para hadirin tentunya. Cuma ada beberapa hal yang menurut kajian Tafsir kurang pas yakni tentang penafsiran ayat 159 surat al Imran dan ayat ke 18 dari Surat Al Hasyr (59); semuanya berkaiatn tentang urusan dunia saja. Berusaha sungguh-sungguh baru pasrah kepada Allah; sementara di Asbabun Nuzul dari (3):159 tersebut adalah apa saja hasil dari musyawarah denagn ahli ro'yu (fikir, para sahabat Nabi yang mulia) kita ikuti dan pasrahkan akibatnya kepada Allah.Begitupun, tentang surat (59):18, yang dimaksud "hari esok" adalah hari sesudah mati. Kalau "hari esok" adalah masalah masa depan di dunai ini; tidak usah diingatkan, manusia pasti paham dengan urusan dunianya, begitu kata Nabi.Wallohu 'alam



Seorang peserta tampak ngantuk mendengarkan Kyai Laptpop

Namun begitu, terlepas dari perbedaan itu, marilah kita tawakal kepada Allah dan terus mengkaji Al Qur'an dan Al Hadist,juga Kisah para Sahabat Nabi SAW; agar panafsiran kita tentang Al Qur'an tidak sesuai nafsu duniawi kita



Arsip Renungan BISIS, buka link di bawah ini

  1. Artikel Rubrik RENUNGAN "socrates...."BISIS edisi Maret-Juni 2008 di sini

  2. ...baca renungan BISIS Edisi 20 bulan Mei 2009

  3. ....renungan BISIS Edisi 21 Oktober 2009

Saturday, October 27, 2007

Surat Pembaca


  1. Bisis yang makin caem aja.Aku punya usul nih, bagaimana kalau BISIS setiap terbit memuat gambar-gambar yang colorful; misalnya foto guru berprestasi atau siswa berprestasi. Jadi ndak hitam putih terus, Okey?

  2. Obie,II TKJ

    Jawab:Thanks, atas usulnya. cuman buat foto or gambar yang colorful, BISIS belum punya dana


  3. Hai, SIS. Bagaimana kalau BISIS tambah ruang buat rubrik Ramalan Bintang khan tambah asyik?

  4. Shey,IX2

    Jawab:Trims.Tapi mohon ma'af BISIS tidak bisa memenuhi permintaan kamu sebab tidak sesuai dengan visi dan misi BISIS, Ok?


  5. Helo Kang BISIS, mo usul nih. Bagaimana kalau rubrik kuisnya ditambah?

  6. Dea,2ix1

    Jawab:Yup..Goba nanti BISIS rundingkan dulu, ya


  7. Di majalah lain seperti MOP, ada cergam (cerita bergambar), kenapa di BISIS belum ada?

  8. Bobee,3ak1

    Jawab:Ide bagus...nanti kamu kirim aja koleksi cergam buatanmu; pasti dapat honor klo dimuat



Kumpulan Editorial BISIS ....



  1. Surat Pembaca BISIS edisi OCT-FEB
  2. Surat Pembaca BISIS edisi Maret-Juni 2008

  3. Surat Pembaca BISIS edisi 20 Mei 2009
    Surat Pembaca BISIS edisi 21

Wednesday, October 24, 2007

Profil Guru


Biodata

  • DRs.Sri Rahardjo

  • Lahir di Surakarta, 1 Januari 1963

  • Alamat sekarang di Jln.Meranti no.39, RT6/8, Kauman, Batang

  • Mulai mengajar di SMKN 1 Batang tahun 1991
  • Pendidikan Sarjana, Universitas Sebelas Maret

  • Jurusan FKIP Sejarah



Pengalaman Mengajar

  • Tahun 1987-1991, di SMA Islam Surakarta, mengajar PMP, Sejarah, Sosiologi

  • Tahun 1991-Sekarang, di SMK N 1 Batang; mengajar Koperasi, PSPB, Sejarah, Komputer, dan PMP



Pengalaman Kegiatan di luar Mengajar

  • Tahun 1968-1991 Tutor GAMA 88, Surakarat

  • Tahun 1992 Tutor PGSD Batang

  • Tahun 2004 Koordinator ENTRY DATA HASIL PEMILU, PILWAN-PILPRES KAB BATANG

  • Bulan April 2005-Mei 2006 Kegiatan Kemanusiaan di Aceh, Menjadi EMIS NAD dan NIAS dalam rangka Rehabilitasi dan Konstruksi Pendidikan

  • November 2006-Desember 2006, Pendataaan Pendidikan di PAPUA dalam rangka Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur

  • Pernah Menjadi Pembina Ekstra PRamuka dan PKS, OSIS

  • Mnejadi WAKA 2 Periode tahun 1999-2004



Wawancara Bisis

Di Batang ini, ada beberapa guru berprestasi; salah satunya adalah Pak Sri. Sudikah kiranya Bapak cerita pengalaman sewaktu mengikuti seleksi guru berprestasi?


Yang pertama saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah diberi kepercayaan untuk maju menjadi Guru Berprestasi; walaupun masih banyak teman-teman yang lebih baik dan berprestasi bagus, pertama dari SMK N 1 Batang maju ke Tingkat Kabupaten Batang dengan di bagi menjadi 4 kelompok:


  1. Tingkat TK

  2. Tingkat SD

  3. Tingkat SLTP

  4. Tingakt SLTA/SMK


Kami diuji oleh berbagai macam tes-tes uang ada. Alhamdulillah untuk tingkat SLTA/SMK, saya masuk rangking pertama; walapun dengan segaal sesuatu yang serba apa adanya.
Sesudah maju ke tingakt kabupaten, menibgkat ke tingkat propinsi JATENG. Dengan dia antar oleh dinas P dan K Kabupaten, kami berempat maju dengan optimis meskipun denagn seadanya.
Dari kabupaten, tidak ada yang masuk satu pun juga, walaupun Rangking tidak di bawah sekali tapi lumayanlah namanya juga Kabupaten Batang untuk hal ini memang kuarang mendapat perhatian.
UNtuk juara I, II, dan III memang untuk tingkat pendidikannay tinggi, ada yang S2 dan lulusan luar negeri itu guru dari SD pun banyak.
Untuk itu saya menghimbau marilah kita tingkatkan mutu Guru untuk membimbing anak-anak lebih maju dan berprestasi


Konon khabarnya munculnya atau lahirnya Jurusan Teknik Jarinagn (TKJ) adalah ide Pak Sri; termasuk pembuatan proposal samapi proses pengajuannya ke diknas. Bagaimana awal mulanya mincul ide seperti itu; sementara SMK kita ini adalah kelompok Bisnis Manajemen?


Saya hanya ingin SMK ini maju dan berkembang hingga bisa mendidik anak-anak menjadi manusia siap pakai dan menghasilkan sesuatu yang bermanfa'at



Selain tugas Bapak sebagai guru di SMK ini, Bapak juga pernah mewakili Batang untuk melakukan kegiatan School Mapping, kalau tidak salah, di Aceh dan PAPUA. Bisakah Bapak berbagi cerita pengalaman menarik selama bertugas di daerah rawan konflik tersebut?


Karena jiwa saya yang ingin berpengalaman dan maju oleh sebab itu setiap guru tidak hanya engajar dan mengajar saja; tapi bisa juga mencoba pengalaman-pebgalaman yang ada tanpa meninggalkan tugas utama sebagi guru.
Pertama saya ikut School Mapping untuk pendataan Kab. Batang dengan teman-teman hingga hampir kurang lebih 75 persen berhasil denagn segal daya upaya dan dibantu oleh guru-guru yang lain


Kedua, karena ada pemilu dan saya dengan teman-teman, siswa mendapat tugas untuk Data Entry (perhitungan Suara denagn cepat)lewat komputer maka saya di angkat menjadi Koordinator Data Entry Kab Batang untuk KPU BATANG. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan berhasil.
Ketiga, karena berprestasi di School Mapping dan KPU maka pada saat Provinsi Aceh dan Nias ada gempa dan Tsunami; untuk rehabilitasi dan rekronstruksinya, saya diajukan untuk ikut menangani di sana.
Untuk membantu di Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Jaya yang benar-benar parah dan hancur berat. Pertama saya kaget tapi karena tugas dan harus bertangung jawab, maka saya kerjakan walaupun medannya berat; tidur di tenda dan masih ada gempa susulan yang masih terus menerus, tetap saya laksanakan selama satu tahun lebih. Alhamdulillah berhasil.
Keempat, masih berlanjut untuk Pengembangan Pendidikan untuk wilayah timur, maka saya diikutkan lagi di PAPUA. Selama kurang lebih 3 bulan, dengan nyanyian Dari Sabang Sampai Merauke, maka benar-benar saya jalani; dari Aceh sampai PAPUA ini lebih berat lagi medannya, dengan wilayah yang tidak bisa dijangkau dengan darat tapi udara dan laut. Dan semuanya Alhamdulillah lancar dan saya bisa tahu suku Asmat dan perbatsan negara kita denagn PAPUA NUGINI.
Akhirnya, tidak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah karena saat ini saya akan berangkat lagi ke SULAWESI TENGGARA (Kendari); sebagai Konsultan ICT untuk melaksanakan tugas Percepatan Data Pokok Pendidikan di sana. Semoga berhasil.


Amiiin,. Pak Sri.Dan selamat bertugas; jaga iman, diri dan harta.


...baca juga profil BISIS Edisi 20 Bulan Mei 2009
Redaktur BISIS

Dokumentasi Kesenian

Dokumentasi Osis




Wednesday, October 3, 2007

Artikel BISIS

Prestasi Akademik atau Tradisi Belajar



Masalah belajar adalah persolan pendidikan yang menyangkut anak-nak kita. Sebuah pembelajaran yang efektif, yang berorientasi kepada transformasi ilmu pengetahuan bagi pola sikap dalam kehidupan sehari-hari, adalah mutlak bagi pembentukkan pribadi yang mapan.
Dalam Islam, ilmu dipandang sebagai fungsi.Ilmu adalah pemberian Allah, sebagi instrumen yang dibutuhkan untuk menata pola kehidupan manusia di bumi. Dalam hal ini, ilmu adalah agen dari agama dalam prakteknya. Itu pula pendapat Imam Malik; agama ini adalah ilmu.
Definisi Belajar
Pendapat ini pula yang mengharuskan kita mendefinisi ulang arti belajar.Belajar dalam pengertiannya yang paling hakiki, kata DR Abdurrahman Al Isawi, adalah suatu perubahan yang terus menerus pada aspek cara berfikir,emosi dan pola sikap, yang lahir dari akumulasi pengalaman, pelatihan dan aplikasi kehidupan. Jadi, belajar adaalh proses perubahan internal dalam individu. Di sini kota bertemu dengan definisi Muhammad Quthub tentang pendidikan. Pendidikan, klata beliau, adalah seni membentuk manusia. Dan belajar, dengan begitu adalah salah satu instrumennya.
Kesalahan Pemahaman
Pemahaamn inilah yang mnegantar kita untuk bertanya "Bagaimana caar kita mengukur kemajuan belajar anak?" Pertanyaan ini menjadi sangat urgen. Karena, di sinilah banyak orang tua, dan bahkan pelaku pendidikan; seperti halnya guru atu ketua jurusan/program, banyak melakukan kesalahan yang terkadang berakibat fatal bagi perkembangan kejiwaan anak.
Selaam ini, kita selalu mengukur kemajuan belajar anak dengan menggunakan pengukuran formal. Misalnya, dengan melihat prestasi akademiknya setelah ujian. Tentulah, latah untuk mengatakan bahwa sistem pengukuran formal ini sama sekali tidak mengekspresikan semua kemajuan belajar anak, dan karenanya tingkat objektivitasnya relatif rendah. Faktor tingkat kecerdasan, misalnya, tidak terwakili penuh oleh sistem pengukuran ini. Maksudnya, tidak semua yang berprestasi di sekolah. Misalnya lagi, faktor psikologi anak ketika ujian. Kecemasan menjelang ujian bisa mempengaruhi memori anak terhadap pelajaran.
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di salah satu negara Arab menunjukkan bahwa 50% mahasiswa mengalami kecemasan relatif waktu ujian, 33,3% mengalami kecemasan sedang dan 3,3% mengalami kecemasan berat. Dan hanya sekitar 13,4% yang tidak mengalami kecemasan sama sekali; disinyalir adalah para mahasiswa yang memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah. Faktor lain adalah tingkat kontrol terhadap kejujuran anak ketika ujian. Atau,kebijakan umum sekolah atau perguruan tinggi dalam memberi nilai.
Pengukuran yang Tepat
Jadi, cara mengukur kemajuan yang tepat adalah dengan melihat sejauh mana proses perubahan itu berlangsung konstan dan terarah dalam diri anak. Dengan berorientasi pada perubahan pola pokir dan sikap serta kecenderungan psikologis, kita akan menemui sedikit kesulitan;karena pada kenyataannya perubahan itu tidak segera akan terlihat secara nyata.
Namun demikian, yang jauh lebih penting dari sekedar melihat perubahan itu secara nyata, adalah menyakini bahwa proses pembelajaran itu berlangsung sahih. Karena itu, menjadi penting untuk membangun tradisi belajar dan ilmiah yang baik pada anak.
Sebagai penutup, saya akan memperkuat pendapat di atas dengan sebuah hadist:


"Perumpamaan petunjuk dan ilmu ayng aku bawa adalah seperti tetes air hujan yang turun ke bumi; maka ada tanah yang baik (subur) yang menyerap air menumbuhkan rerumputan yang banyak; ada pula tanah yang tandus yang hanya mampu menanam (tetumbuhan)dengannya; dan ada pula tanah bebatuan yang tidak menyerap air tiada pula dapat menumbuhkan rerumputan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan agama itu bermanfaat baginya, maka ia pun menegakkan kehormatannya dengan agama itu, dan menerima petunjuk Allah yang denagnnya aku diutus Allah" (Muttafaq "Alaih)

Itulah paradigma ilmu sebagai fungsi; dalam pengaruhnya terhadap perbaikan mutu dan kualitas hidup sehari-hari



Agus Bagyo
Penulis adalah praktisi pendidikan dari SMK Negeri 1 Batang