Jejak Kasih Seorang Ibu
Ibu.....
Kau tatih aku, kau dekap aku dengan kehangatan cintamu
Ketulusan yang kau tanamkan pada jiwa dan ragaku menjadi inspirasiku
Ibu....
Terekam jejak-jejak indahmu kala membuatku menjadi seperti sekarang ini
Jejek-jejek kasihmu yang harum mewangi takkan pernah kulupakan
Saat aku masih ringkih dan lemah
Ibu...
Kala aku kanak-kanak kau tuntun aku dengan perilakumu yang elok
Kau rendra hari-hariku dengan kasih sayangmu yang utuh
Dongeng-dongeng yang kau ceritakan tentang makna kehidupan
Kala menghantarku kealam tidurku
Seolah terpahat direlung-relung hatiku
Memberikan pencerahan yang indah dalam warna jiwaku
Ibu....
Saat aku remaja dan kenakalanku mejelma dengan sabar kau menasehatiku dan bukan mencaciku
Petuahku mengalir seperti udara yang menyejukan kalbu
Meski kau bukan filosof namun kata-katamu sebijak para pujangga
Walaupun bukan prosefor namun analok-analokmu secerdas para ahli
Jika pemberontakan-pemberontakan menjadi luntur karena kebijakanmu
Ibu...
Kini aku telah mandiri dengan seabrek gelar dan kepangkatan lalu munculah sifat sombongku terhadapmu
Aku mulai enggan menuruti nasehatmu dan kuanggap sebagai angin lalu
Aku merasa lebih pintar, lebih ahli dan lebih mengerti darimu
Aku tak mau lagi mendengar petuahmu
Kuanggap telah usang dan ketinggalan jaman
Aku mengguruimu dengan dalil-dalil agama
Aku menurutimu dengan teori-teori ilmiah
Karena aku merasa bahwa aku adalah manusias modern dan engkau berasal dari generasi masa lalu
Ibu...
Sungguh tak pantas aku berbuat demikian
Sungguh tak elok aku memperlakukanmu seperti itu
Aku tak mampu membayar berapapun hartaku atas setetes air susu yang telah kau teteskan ditenggorokanku
Aku tak mungkin bisa mengganti dengan seluruh pengabdianku kepadamu atas ketulusanmu Membersihkan kotoran-kotoran masa kecilku
Ibu...
Maafkan semua kesombonganku
Dalam kesadaranku yang baru hingga ini
Ijinkanlah aku bersimpuh dikakimu
by. Eni Farida X AK 1
Aktifis KIR
No comments:
Post a Comment