Wednesday, October 3, 2007

Artikel BISIS

Prestasi Akademik atau Tradisi Belajar



Masalah belajar adalah persolan pendidikan yang menyangkut anak-nak kita. Sebuah pembelajaran yang efektif, yang berorientasi kepada transformasi ilmu pengetahuan bagi pola sikap dalam kehidupan sehari-hari, adalah mutlak bagi pembentukkan pribadi yang mapan.
Dalam Islam, ilmu dipandang sebagai fungsi.Ilmu adalah pemberian Allah, sebagi instrumen yang dibutuhkan untuk menata pola kehidupan manusia di bumi. Dalam hal ini, ilmu adalah agen dari agama dalam prakteknya. Itu pula pendapat Imam Malik; agama ini adalah ilmu.
Definisi Belajar
Pendapat ini pula yang mengharuskan kita mendefinisi ulang arti belajar.Belajar dalam pengertiannya yang paling hakiki, kata DR Abdurrahman Al Isawi, adalah suatu perubahan yang terus menerus pada aspek cara berfikir,emosi dan pola sikap, yang lahir dari akumulasi pengalaman, pelatihan dan aplikasi kehidupan. Jadi, belajar adaalh proses perubahan internal dalam individu. Di sini kota bertemu dengan definisi Muhammad Quthub tentang pendidikan. Pendidikan, klata beliau, adalah seni membentuk manusia. Dan belajar, dengan begitu adalah salah satu instrumennya.
Kesalahan Pemahaman
Pemahaamn inilah yang mnegantar kita untuk bertanya "Bagaimana caar kita mengukur kemajuan belajar anak?" Pertanyaan ini menjadi sangat urgen. Karena, di sinilah banyak orang tua, dan bahkan pelaku pendidikan; seperti halnya guru atu ketua jurusan/program, banyak melakukan kesalahan yang terkadang berakibat fatal bagi perkembangan kejiwaan anak.
Selaam ini, kita selalu mengukur kemajuan belajar anak dengan menggunakan pengukuran formal. Misalnya, dengan melihat prestasi akademiknya setelah ujian. Tentulah, latah untuk mengatakan bahwa sistem pengukuran formal ini sama sekali tidak mengekspresikan semua kemajuan belajar anak, dan karenanya tingkat objektivitasnya relatif rendah. Faktor tingkat kecerdasan, misalnya, tidak terwakili penuh oleh sistem pengukuran ini. Maksudnya, tidak semua yang berprestasi di sekolah. Misalnya lagi, faktor psikologi anak ketika ujian. Kecemasan menjelang ujian bisa mempengaruhi memori anak terhadap pelajaran.
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di salah satu negara Arab menunjukkan bahwa 50% mahasiswa mengalami kecemasan relatif waktu ujian, 33,3% mengalami kecemasan sedang dan 3,3% mengalami kecemasan berat. Dan hanya sekitar 13,4% yang tidak mengalami kecemasan sama sekali; disinyalir adalah para mahasiswa yang memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah. Faktor lain adalah tingkat kontrol terhadap kejujuran anak ketika ujian. Atau,kebijakan umum sekolah atau perguruan tinggi dalam memberi nilai.
Pengukuran yang Tepat
Jadi, cara mengukur kemajuan yang tepat adalah dengan melihat sejauh mana proses perubahan itu berlangsung konstan dan terarah dalam diri anak. Dengan berorientasi pada perubahan pola pokir dan sikap serta kecenderungan psikologis, kita akan menemui sedikit kesulitan;karena pada kenyataannya perubahan itu tidak segera akan terlihat secara nyata.
Namun demikian, yang jauh lebih penting dari sekedar melihat perubahan itu secara nyata, adalah menyakini bahwa proses pembelajaran itu berlangsung sahih. Karena itu, menjadi penting untuk membangun tradisi belajar dan ilmiah yang baik pada anak.
Sebagai penutup, saya akan memperkuat pendapat di atas dengan sebuah hadist:


"Perumpamaan petunjuk dan ilmu ayng aku bawa adalah seperti tetes air hujan yang turun ke bumi; maka ada tanah yang baik (subur) yang menyerap air menumbuhkan rerumputan yang banyak; ada pula tanah yang tandus yang hanya mampu menanam (tetumbuhan)dengannya; dan ada pula tanah bebatuan yang tidak menyerap air tiada pula dapat menumbuhkan rerumputan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan agama itu bermanfaat baginya, maka ia pun menegakkan kehormatannya dengan agama itu, dan menerima petunjuk Allah yang denagnnya aku diutus Allah" (Muttafaq "Alaih)

Itulah paradigma ilmu sebagai fungsi; dalam pengaruhnya terhadap perbaikan mutu dan kualitas hidup sehari-hari



Agus Bagyo
Penulis adalah praktisi pendidikan dari SMK Negeri 1 Batang

No comments: